Ads 468x60px

31 Desember, 2012

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Keikutsertaan Suami Menjadi Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Program Keluarga Berencana adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya keikutsertaan suami untuk menjadi akseptor KB karena peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi terutama pihak pria atau suami masih sangat sedikit jumlahnya yaitu sekitar 1,3% (SDKI 2002-2003) sedangkan di Desa Haduyang dengan jumlah akseptor KB 857 PUS didapatkan yang menggunakan alat kontrasepsi kondom hanya 12 PUS dan tidak ada yang menggunakan alat kontrasepsi berupa vasektomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan suami PUS mengenai alat kontrasepsi, pendidikan suami PUS, dukungan tenaga kesehatan, sosial budaya yang mempengaruhi suami PUS menjadi akseptor KB di Desa Haduyang Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2007.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dimana hasil penelitiannya terbatas untuk  menyajikan gambaran tentang pengetahuan, pendidikan, dukungan tenaga kesehatan, sosial budaya, suami PUS di Desa Haduyang. Subjek dalam penelitian ini adalah suami PUS di Desa Haduyang Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 857 PUS dan pengambilan sampel dengan metode acak sederhana dengan jumlah 10% dari populasi yaitu 86 PUS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan suami PUS di Desa Haduyang yaitu 61,39% masuk dalam kategori cukup dan pendidikan suami PUS sebagian besar dalam jenjang pendidikan dasar yaitu SD dan SMP sebanyak 53 orang (61,63%) dan sebagian besar suami PUS tidak mendapat dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 51 orang (59,30%) dari faktor sosial budaya suami PUS yang tidak mendapat dukungan untuk menjadi akseptor KB sebanyak 45 orang (52,32%) dari seluruh responden.  
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa rendahnya keikutsertaan suami menjadi akseptor KB di Desa Haduyang adalah karena dari faktor sosial budaya/lingkungan desa tersebut yang beranggapan hanya kaum istri saja yang perlu ber KB kaum pria belum atau tidak penting untuk berpartisipasi dalam program KB, juga rumor yang beredar di masyarakat yaitu kontrasepsi pria dapat mengganggu dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu juga pendidikan suami PUS yang rendah dan kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan dalam memberikan informasi pelayanan dan bimbingan kepada suami PUS yang menyebabkan rendahnya keikutsertaan suami PUS di Desa Haduyang.

Kata Kunci    :    Keikutsertaan Suami, Akseptor KB, Pengetahuan, Pendidikan, Dukungan Tenaga Kesehatan, Sosial Budaya.

Anda tertarik Untuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI : PESAN SEKARANG JUGA

Fans Page